Siamang – Taksonomi, Morfologi, Sikap, Habitat & Keunikan
Siamang yaitu primata berbulu hitam dengan lengan panjang yang seperti seperti lutung dan jenis kera yang lain. Primata ini bergerak dengan sungguh lincah di pepohonan, sehingga dijuluki selaku hewan spesialis akrobat.
Selain disebut siamang, dibeberapa tempat hewan ini disebut dengan Owa atau Gibbon. Disebut demikian alasannya spesies monyet kecil ini bakir berakrobat dengan kedua tangannya.
Taksonomi
Owa siamang yaitu primata tidak berekor dan tubuhnya kurang tegak. Secara ilmiah, berikut yaitu klasifikasi kera siamang.
Kingdom | Animalia |
Subkingdom | Bilateria |
Infrakingdom | Deuterostomia |
Filum | Chordata |
Subfilum | Vertebrata |
Infrafilum | Gnathostomata |
Superkelas | Tetrapoda |
Kelas | Mammalia Linnaeus |
Subkelas | Theria Parker and Haswell |
Infrakelas | Eutheria Gill |
Ordo | Primates Linnaeus |
Subordo | Haplorrhini Pocock |
Infraordo | Simiiformes Haeckel |
Superfamili | Hominoidea Gray |
Famili | Hylobatidae Gray |
Genus | Symphalangus Gloger |
Spesies | Symphalangus syndactylus |
Siang terbagi menjadi 2 subspecies, yakni siamang Malaysia atau Symphalangus syndactylus continentalis dan siamang Sumatera atau Symphalangus syndactylus syndactylus.
Morfologi
Selain di daerah Sumatera dan Semenanjung Malaysia, fauna ini juga hidup di tempat Asia Tenggara. Berikut adalah ciri atau bentuk morfologi siamang.
1. Bentuk Tubuh
Tubuh siamang seperti mirip simpanse kebanyakan, tetapi dengan ukuran lebih besar serta tidak memilki ekor. Wajahnya besar dengan hidung yang kecil, bermoncong pendek dan diatas bibirnya tumbuh kumis tipis.
Karakteristik siamang yang sangat khas yakni adanya kantung pada tenggorokan yang disebut kantung gular. Kantung di tenggorokan tersebut mampu membesar sampai seukuran jeruk bali atau bola.
Kantungnya berwarna merah muda atau bubuk-debu. Kantung siamang berfungsi sebagai kotak suara untuk memperkaut vokalisasi suara agar lebih keras. Suara siamang sanga keras dan nyaring, sehingga diketahui selaku owa paling berisik.
2. Ukuran Tubuh
Dibandingkan dengan jenis owa atau gibbon lain, siamang mempunyai ukuran dan berat lebih atau sekitar dua kali lipat. Berat badannya antara 10 sampai 12 kg untuk betina, serta jantan sekitar 12 sampai 16 kg. Panjang atau tinggi tubuhnya sekitar 71 sampai 90 cm.
3. Tangan
Lengan siamang bentuknya ramping dan panjang. Panjang tangganya mencapai 2,3 hingga 2,6 kali panjang tubuhnya. Lengan panjang tersebut mempermudah dalam bergerak dari satu pohon ke pohon lain secara cepat.
Jumlah jarinya mirip jari insan, adalah 5 dengan 1 ibu jari berlawanan arah dan 4 jari lain berkembang memanjang. Meski berjumlah sama, namun panjang jari tangan siamang lebih panjang dibanding jari insan.
Selain untuk bergelantung di ranting pohon, tangannya juga digunakan untuk menangkap dan menggenggam.
4. Kaki
Ukuran kaki owa siamang lebih pendek dibanding tangannya. Kakinya memiliki kegunaan untuk berpindah dari satu daerah ke daerah lain dengan cara berjalan.
Fungsi kaki tersebut sesuai dengan nama ilmiahnya, adalah Symphalangus yang berasal dari bahasa Yunani. “sum” dan “phalanx” memiliki arti “bareng ” dan “jari”.
5. Warna
Mata siamang berwarna gelap. Hampir seluruh tubuhnya tertutupi oleh rambut lebat dan panjang, kecuali bagian jari, telapak kaki dan tangan, serta area muka.
Rambut siamang cukup umur berwarna hitam, kecuali pada area verbal dan dagu dengan warna rambut debu-bubuk. Sedangkan ketika masih bayi atau kecil, seluruh warna bulu atau rambutnya yaitu hitam.
Habitat dan Sebaran
Siamang merupakan hewan arboreal, adalah sebagian waktunya dihabiskan berada di kanopi pohon bagian tengah ke atas. Hewan ini tidak memiliki kesanggupan berenang sehingga condong mengindari air.
Siamang tersebar di habitat hutan tropis Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia, Indonesia dan tempat selatan Semenanjung Thailand. Umumnya binatang ini hidup di kawasan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan hujan dipterokarpa atas dan area perbukitan.
Di Indonesia, sebaran utama primata berbulu hitam ini berada di kawasan Sumatera. Pegunungan Barisan bagian barat hingga tengah yakni habitat khususnya. Sedangkan di Malaysia, siamang hidup di kawasan selatan Sungai Perak.
Beberapa kawasan lindung yang menjadi tempat tinggal siamang, antara lain:
- Indonesia: Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Sumatera, Taman Nasional Kerinci Seblat di Sumatera, Taman Nasional Gunung Leuser di Sumatera Utara, Taman Nasional Way Kambas di Sumatera bab selatan, dan Suaka Margasatwa Langkat Barat di Sumatera Utara.
- Malaysia: Hutan Lindung Gunong Besout, Cagar Alam Bukit Fraser, Suaka Margasatwa Ulu Gombak, dan Suaka Margasatwa Krau di Pahang.
- Thailand: Suaka Margasatwa Hala Bala yang loaksinya berada di perbatasan Thailand dan Malaysia.
Status Kelangkaan dan Populasi
Berdasarkan data primata Asian Primates for the IUCN Red List yang dikeluarkan pada tahun 2006, jumlah siamang masih belum tersedia. Akan namun pada tahun 2008, The Indonesian Gibbon Workshop memperkirakan populasi binatang ini kurang dari 200.000 ekor di Pulau Sumatera. Sedangkan di lingkungan konservasinya (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan) hidup sekitar 22.390 ekor.
Jumlah tersebut jauh menurun dibandingkan data terdahulu,yakni populasi siamang sekitar 360.000 ekor pada tahun 1987.
Penurunan populasi tersebut menimbulkan primata berbulu hitam ini menjadi salah satu spesies yang terancam punah. Salah satu penyebab kelangkaan tersebut yaitu hilangnya habitat alami sehingga mengancam kehidupannya di alam liar. Menurut perkiraan, sekitar 80% habitat alaminya telah rusak akhir aktivitas manusia.
Kegiatan manusia yang memperlihatkan dampak jelek dan ancaman bagi satwa antara lain perkebunan, pertanian, pertambangan, infrastruktur, dan sebagainya sehingga fauna liar tidak tergusur dari rumahnya.
Siamang juga terdaftar pada Appendix I CITES 2011, dimana hewan ini tidak diperbolehkan untuk dimanfaatkan walaupun dari hasil penangkaran. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Siamang merupaakn binatang yang dilindungi dan telah banyak upaya konservasi dilaksanakan oleh beberapa organisasi, contohnya oleh Gibbon Conservation Center dan Association of Zoos & Aquariums, Saving Animals From Extinction atau AZA SAFE.
Karakteristik dan Perilaku
Secara alami, siamang memiliki usia hidup yang cukup lama, yaitu antara 35 tahun hingga 44 tahun.
Gibbon atau siamang yaitu satwa teritorial dengan wilayah yang tergolong kecil. Wilayah hidupnya sekitar 0,24 km² dan daerah jelajahnya sekitar 15 sampai 35 hektar.
Primata jantan dan betina akan menawarkan tanda dan menjaga wilayahnya dengan mengeluarkan suara. Suara tersebut akan menggema di rimbunnya hutan sehingga dapat didengar dari kejauhan. Selain selaku cara untuk menjaga daerahnya, bunyi tersebut juga berguna untuk menjaga ikatan pasangan kawin.
Siamang sangat suka beristirahat atau tidur sehingga nampak mirip binatang pemalas. Primata ini banyak menghabiskan waktunya berbaring di cabang pohon dan akan bergerak ketika mencari makan, serta melakukan kegiatan sosial. Hal tersebut umumnya dikerjakan secara berkelompok dan aktif pada siang hari.
Untuk berkomunikasi dan mengembangkan ikatan sosial pada kelompoknya, siamang memakai verbal tampang dan sikap. Primata ini akan bersosialsaso dalam kalangan kecil yang terdirid ari 2 sampai 3 ekor. Contoh interaksi sosial adalah saling melakukan perawatan diri dengan membersihkan rambut dengan jari secara bergantian.
Biasanya siamang remaja memerlukan waktu 15 menit untuk merawat bulu-bulunya. Fakta menarik di alam liar, biasanya kian secara umum dikuasai spesies maka akan lebih banyak perawatan yang diperoleh dari anggota kelompoknya.
1. Makanan
Sebagian besar kehidupan satwa omnivora ini dihabiskan untuk mencari masakan. Siang merupakan binatang pemakan segala, dimana sekitar 75% dari asupan makanannya berupa sayuran dan buah-buahan.
Disamping itu, binatang ini juga memakan biji-bijian, bunga kulit kayu, daun, burung kecil, serangga, telur burung dan lainnya. Sedangkan masakan favoritnya adalah buah ara, yakni buah yang mirip dengan buah tin.
Ketika bergelantungan di cabang pohon, siamang akan menentukan dan memetik buah yang telah matang dan membiarkan buah yang masih mentah. Hewan ini sangat menyukai kuliner cantik dengan akdar gula tinggi. Buah-buahan akan dikonsumsi pada permulaan hari, tujuannya yakni biar memperoleh energi lebih banyak.
Siamang tidak memiliki kemampuan berenang dan cenderung takut air. Kondisi ini kuat terhadap caranya untuk minum, sehingga tampaksungguh unik. Ia akan bergelantung diatas pohon kemudian mencelupkan tangan untuk mengambil air atau menggosok daun yang berair.
2. Predator
Kera siamang ada;ah binatang yang lincang dengan pergerakan cepat, sehingga predator akan sukar untuk menangkap / memangsanya. Namun lazimnya bila primata ini sedang lengah, maka akan dimangsa oleh rajawali, ular, dan harimau tutul.
3. Peran Bagi Ekosistem
Sebaran flora ialah salah satu prosedur alami semoga populasi tumbuhan tetap ada dan berjalan. Sebaran melalui penebaran benih dapat dijalankan dengan mediator angin atau anemokori, flora sendiri atau autokori, air atau hidrokori, dan hewan atau zookori.
Dalam hal ini, siamang mempunyai tugas yang cukup penting. Peran siamang dalam ekosistem yakni selaku penebar benih alami alasannya selaku pemakan buah serta mempunyai mobilitas berpindah daerah yang tinggi dan luas.
Kemampuannya sebagai penebar benih sungguh besar lengan berkuasa terhadap proses regenerasi hutan dan ketersediaan masakan bagi hewan lain.
Reproduksi / Perkembangbiakan
Siamang termasuk kategori binatang monogami, artinya primata ini cuma memiliki satu pasangan seumur hidupnya. Bahkan kalau pasangannya sudah mati, maka simpanse ini biasanya tidak akan mencari pasangan lain lagi. Meski begitu, ada beberapa monyet siamang yang melakukan poligami dengan pasangan lebih dari satu.
Kemampuan reproduksi secara matang lazimnya dicapai pada usia 6 sampai 9 tahun. Primata ini tidak berkembangbiak secara ekspresi dominan, sehingga biasanya cuma menghasilkan 1 atau 2 keturunan dalam kurun waktu 3 tahun. Sehingga secara keseluruhan dalam hidupnya, betina mampu melahirkan sampai 10 anak.
Masa kehamilan betina yaitu 230 hingga 235 hari atau selama 7 bulan. Siamang yang gres lahir warnya abu-debu, merah muda dan berambut pendek. Berat bayi tersebut sekitar 400 sampai 600 gram.
Setelah lahir, bayi akan terus bareng induknya dengan cara digendong dikala pergi kemanapun. Kemudian sekitar 3 bulan setelahnya, waktu gendong bayi akan mulai berkurang dan durasi kontak antara induk dan bayi semakin menurun.
Saat menginjak usia 1 tahun, maka peran merawat bayi dilakukan oleh siamang jantan walaupun masih disusui oleh betina hingga umur 2 tahun. Selain diasuh oleh induk jantan, bayi tersebut juga akan diasuh oleh kelompok lain. Dalam komunitasnya, jantan juga bertugas untuk mempertahankan wilayah, merawat anggotanya, serta membela dari serangan musuh.
Jika bayi siamang mempunyai kerabat yang lebih renta, maka juga akan dibantu merawat oleh saudara tuanya tersebut. Selama masa ini, bayi akan diajarkan cara interaksi sosial, mencari makan dan cara bergerak di cabang pepohonan. Bayi siamang akan tetap tinggal dengan keluarga hingga usia 7-8 tahun.
Fakta Unik
Berikut yakni ringkasan dari fakta-fakta unik yang dimiliki oleh primata siamang, antara lain:
1. Owa Terbesar di Dunia
Dibandingkan dengan 18 jenis Owa lain di dunia, siamang tergolong salah satu jenis owa terbesar di dunia. Meski dinobatkan mirip itu, tetapi tubuhnya belum sebanding dengan primata lain mirip gorila, orang utan dan kera. Rata-rata ringgi siamang sekitar 71 sampai 90 cm dengan bobot 10 hingag 16 kg.
2. Takut Air
Keseharian siamang dihabiskan untuk berkeliling, mencari kuliner, serta tempat istirahat. Hal tersebut dilaksanakan alasannya primata ini tidak membangun sarang tetap seperti primata lainnya.
Hewan ini sungguh suka berayun di pepohonan dan jarang beraktivitas diatas tanah. Selain itu, siamang juga condong menyingkir dari genangan air karena tidak mempunyai kesanggupan berenang. Bahkan ketika minum, dia akan mempertahankan tubuhnya agar tidak terkena air dengan cara mencelupkan tangannya atay menggosok daun berair.
3. Kebiasaan Tidur Aneh
Primata yang disebut sebagai owa paling besar di dunia ini mempunyai kebiasaan tidur yang unik. Siamang akan beristirahat atau tidaur dengan menyangga atau menggantungkan tubuhnya di pepohonan.
4. Suara Unik
Adanya kantung tenggorokan berwarna merah muda keabu-abuan ialah salah satu ciri khas urama dari siamang. Kantung tenggorokan tersebut dapat menggembung sampai seukuran jeruk bali.
Kantung tersebut akan menggembung saat siamang mengeluarkan suara atau melakukan panggilan. Suara yang dihasilkannya sangat keras dan berisik.
Kantung tenggorokan siamang bisa menghasilkan dua bunyi utama, yakni dentuman keras dikala mulutnya tertutup serta mirip suara “wow” ketika mulutnya terbuka. Selain itu, owa besar ini juga mampu mengeluarkan bunyi ibarat gonggongan anjing.
Suara-bunyi siamang tersebut bertujuan untuk komunikasinya antara sesamanya serta sebagai perayaan kepada daerah kekuasaanya.
5. Tidak Memiliki Ekor
Salah satu fungsi dari ekor pada primata yaitu untuk bergelantungan di cabang pohon. Namun pada siamang, ia tidak memiliki ekor. Meski begitu, dia dapat berayun dan bergelantungan hanya memakai lengan panjangnya.
Tidak adanya ekor tersebut menjadi salah satu ciri khas siamang sehingga membedakannya dengan jenis primata lainnya. Selain itu, ciri utama lain dari owa besar ini adalah adanya kantung tenggorokan yang dapat membengkak serta rambut tubuh berwarna hitam.
6. Pandai Berayun dan Memanjat
Siamang bisa dikatakan selaku primata akrobatik, yakni jenis primata dengan kemampuan memanjat sangat baik. Hal ini dikarenakan postur lengannya yang panjang dan kuat sehingga membuat lebih mudah dan memungkinkannya untuk berayun sejauh 3 meter dalam sekali ayun.
Selain itu, tubuhnya yang ramping dan ringan sungguh mendukung untuk berayun dan memanjat pohon lebih gampang. Uniknya, ibu jari siamang sanggup berputar sampai 1800 sehingga membuat lebih mudah untuk menggenggam apapun.
7. Hewan Setia
Siamang dikenal sebagai binatang setia. Primata ini tergolong kalangan binatang monogami atau hanya memiliki satu pasangan seumur hidupnya.
Bahkan saat pasangannya mati, siamang tidak akan mencari pasangan lagi. Selain itu, dalam kelompok keluarga, mereka akan saling merawat, melindungi, dan bekerja sama dalam memelihara keturunannya.
Comments
Post a Comment